Minggu, 20 November 2011

Bioteknologi Dalam Perikanan

Bioteknologi Perikanan

        Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia. Biokimia mempelajari struktur kimiawi organisme. Rekayasa genetika adalah aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme lain.
Ciri utama bioteknologi adalah :
1) adanya benda biologi berupa mikroba, tumbuhan atau hewan;
2) adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri.
3) produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.

Bioteknologi Perikanan
       Bioteknologi perikanan adalah bioteknologi yang ditekankan khusus pada bidang perikanan. Penerapan bioteknologi dalam bidang perikanan sangat luas, mulai dari rekayasa media budidaya, ikan, hingga pascapanen hasil perikanan. Pemanfaatan mikroba telah terbukti mampu mempertahankan kualitas media budidaya sehingga aman untuk digunakan sebagai media budidaya ikan.
Bioteknologi telah menciptakan ikan berkarakter genetis khas yang dihasilkan melalui rekayasa gen. Melalui rekayasa gen, dapat diciptakan ikan yang tumbuh cepat, warnanya menarik, dagingnya tebal, tahan penyakit dan sebagainya. Pada tahap pascapanen hasil perikanan, bioteknologi mampu mengubah ikan melalui proses transformasi biologi hingga dihasilkan produk yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Sudah sejak abad 11, manusia sebetulnya menggunakan prinsip dasar ini. Pembuatan pangan seperti peda, kecap ikan, terasi ikan merupakan contoh bioteknologi.
      Salah satu penyebab rendahnya produksi perikanan Indonesia adalah kemampuan mengolahnya. Sekitar 20-25 persen produk perikanan tidak dapat dimanfaatkan karena tidak diolah atau mengalami pembusukan. Ini berarti satu juta ton ikan terbuang percuma. Beberapa kendala dialami oleh pengusaha pengolah hasil perikanan untuk menekan persentase ikan yang tidak dapat dimanfaatkan. Kendala tersebut mulai dari kondisi bahan baku, teknologi pengolahan, sumberdaya manusia dan tingkat konsumsi ikan.
       Bioteknologi pengolahan hasil perikanan (BPHP) merupakan cabang dari bioteknologi pangan yang sudah lama diterapkan oleh masyarakat Indonesia untuk mengolah hasil perikanan. Beberapa produk yang telah dihasilkan masyarakat melalui penerapan bioteknologi antara lain peda, kecap ikan, bekasem, bekasang, terasi dan silase. Meskipun mereka tidak memahami prinsip ilmiah yang mendasarinya, para pengolah ikan telah memanfaatkan bioteknologi selama berabad-abad untuk membuat pangan berbahan baku ikan.
Secara garis besarnya BPHP adalah salah satu teknologi untuk mengolah hasil perikanan menggunakan jasa mahluk hidup, yaitu mikroba. Salah satu sifat mikroba yang menjadi dasar penggunaan BPHP adalah kemampuannya merombak senyawa kompleks menjadi senyawa lebih sederhana, sehingga dihasilkan pangan berbentuk padat, semi padat dan cair.
        Mikroba memiliki kemampuan merombak senyawa kompleks (protein, lemak dan karbohidrat) menjadi senyawa lebih sederhana (asam amino, asam lemak dan glukosa). Perombakan demikian telah merombak hasil perikanan menjadi pangan yang aman dikonsumsi manusia. Apabila tidak segera dihentikan, mikroba akan merombak senyawa sederhana tersebut menjadi ammonia, hidrogen sulfida, keton dan alkohol. Perubahan tersebut menjadikan pangan tersebut tidak layak lagi dikonsumsi. 
Produk perikanan yang memanfaatkan mikroba sebagai agen bioteknologi adalah probiotik
Probiotik dapat dijadikan sebagai suplement makhluk hidup. Tentunya banyak jenis probiotik yang digunakan. Probiotik membantu atau berperan mengurai zat makanan menjadi lebih sederhana sehingga mudah dicerna.
       Probiotik adalah biakan mikroba menguntungkan yang diberikan sebagai suplemen makanan yang mempunyai pengaruh menguntungkan pada kesehatan mahluk hidup, baik manusia, binatang dan tumbuhan. Mikroflora yang digolongkan sebagai probiotik adalah mikroba yang memiliki sifat menguntungkan. Sifat menguntungkan dapat berupa kemampuan tumbuh yang baik , kemampuan mengkonsumsi nutrien, kemampuan memproduksi metabolit sekunder seperti asam laktat atau bakteriosin.

Contoh mikroba yang termasuk  probiotik antara lain Lactobacilli dan Bifidobacteria.
        Dalam perikanan probiotik menghasilkan komposisi zat makanan yang lebih sederhana (asamamino, asam lemak, gula-gula sederhana, vitamin dan mineral organik).
Kriteria bakteri yang dapat digunakan untuk aplikasi bioteknologi antara lain adalah:

 1) memberikan efek yang menguntungkan pada inang (host)
 2) tidak bersifat patogen dan tidak menghasilakan senyawa yang beracun (toksik) bagi inangnya, 
 3) mampu membentuk populasi besar di dalam saluran pencernaan,
 4) mampu bertahan dan melakukan kegiatan metabolisme di dalam saluran pencernaan, 
 5) mampu bertahan hidup selama masa penyimpanan dan sewaktu digunakan,
 6) mempunyai sifat yang baik.

Sumber: Achmad Fatah Nurdin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar